Banyak mitos yang tercipta tentang
kucing. Di Mesir, 3000 tahun yang lalu, kucing dianggap sebagai titisan dewa.
Sedangkan, di Eropa kucing dianggap sebagai sihir setan atau pembawa bencana.
Tak pelak lagi, pada masa abad kegelapan terjadi pemusnahan besar-besaran
terhadap hewan lucu ini, hingga menyebar ke Afrika Utara. Padahal, wabah yang
oleh masyarakat saat itu dianggap sebagai kutukan adalah jenis penyakit pes
yang diakibatkan oleh meledaknya populasi tikus dan penurunan populasi kucing
sebagai predator.
Cerita Nabi Muhammad SAW dan Kucingnya.
Diceritakan dalam suatu kisah, Nabi
Muhammad SAW memiliki seekor kucing yang diberi nama Mueeza. Suatu saat, dikala
nabi hendak mengambil jubahnya, di temuinya Mueeza sedang terlelap tidur dengan
santai diatas jubahnya. Tak ingin mengganggu hewan kesayangannya itu, nabi pun
memotong belahan lengan yang ditiduri mueeza dari jubahnya. Ketika Nabi kembali
ke rumah, Muezza terbangun dan merunduk kepada majikannya. Sebgai balasan, nabi
menyatakan kasih sayangnya dengan mengelus lembut ke badan mungil kucing itu.
Dalam
aktivitas lain, setiap kali Nabi menerima tamu di rumahnya, nabi selalu
menggendong mueeza dan di taruh dipahanya. Salah satu sifat Mueeza yang nabi
sukai ialah, ia selalu mengeong ketika mendengar azan, dan seolah-olah suaranya
terdengar seperti mengikuti lantunan suara adzan. Bahkan kepada para
sahabatnya, nabi berpesan untuk menyayangi kucing peliharaan layaknya
menyanyangi keluarga sendiri.
Hukuman bagi
mereka yang menyakiti hewan lucu ini sangatlah serius, dalam sebuah hadist
shahih Al bukhori, dikisahkan tentang seorang wanita yang tidak pernah memberi
makan kucingnya, dan tidak pula melepas kucingnya untuk mencari makan sendiri,
Nabi SAW pun menjelaskan bahwa hukuman bagi wanita ini adalah siksa
neraka.Beberapa diantara orang terdekat nabi juga memelihara kucing. Aisyah
binti abubakar shiddiq, istri nabi amat menyayangi kucing, dan merasa amat
kehilangan dikala ditinggal pergi oleh si kucing. Abdurrahman bin sakhr al
Azdi. diberi julukan Abu huruyrah (bapak para kucing jantan), karena
kegemarannya dalam merawat dan memelihara berbagai kucing jantan dirumahnya.
Penghormatan para tokoh
islam terhadap kucing pasca wafatnya Nabi SAW.
Dalam buku
yang berjudul Cats of Cairo, Baybars al zahir, seorang sultan dari dinasti
mamluk yang terkenal tegas dan berani, ternyata sangat menyayangi kucing.
Bahkan al zahir sengaja membangun taman-taman khusus bagi kucing dan
menyediakan berbagai jenis makanan didalamnya. Tradisi ini akhirnya
menjadi adat istiadat di berbagai kota-kota besar negara islam. Hingga saat
ini, mulai dari damaskus, istanbul, hingga kairo, masih bisa kita jumpai
kucing-kucing yang berkeliaran di pojok-pojok masjid tua dengan berbagai macam
makanan yang disediakan oleh penduduk setempat.
Pengaruh Kucing dalam Seni
Islam.
Pada abad 13,
sebagai manifestasi penghargaan masyarakat islam, rupa kucing dijadikan sebagai
ukiran cincin para khalifah, termasuk porselen, patung hingga mata uang. Bahkan
didunia sastra, para penyair tak ragu untuk membuat syair bagi kucing
peliharaannya yang telah berjasa melindungi buku-buku mereka dari gigitan tikus
dan serangga lainnya.
Kucing yang memberi
inspirasi bagi para sufi.
Seorang Sufi
ternama bernama ibnu bashad yang hidup pada abad ke sepuluh bercerita, suatu
saat ia dan sahabat-sahabatnya sedang duduk santai melepas lelah di atas atap
masjid kota kairo sambil menikmati makan malam. Ketika seekor kucing
melewatinya, Ibnu bashad memberi sepotong daging kepada kucing itu, namun tak
lama kemudian kucing itu balik lagi, setelah memberinya potongan yang ke dua,
diam-diam ibnu bashad mengikuti kearah kucing itu pergi, hingga akhirnya ia
sampai disebuah atap rumah kumuh, dan didapatinya si kucing tadi sedang
menyodorkan sepotong daging yang diberikan ibnu bashad kepada kucing lain yang
buta kedua matanya. Peristiwa ini sangat menyentuh hatinya. hingga ia menjadi
seorang sufi sampai ajal menjemputnya pada tahun 1067.
Ada juga
cerita tentang seorang sufi di Iraq yang bernama Shibli, ia bermimpi
dosa-dosanya diampuni setelah menyelamatkan nyawa seekor anak kucing dari
bahaya. Selain itu, kaum sufi juga percaya, bahwa dengkuran nafas kucing
memiliki irama yang sama dengan dzikir kalimah Allah.
Cerita yang dijadikan
sebagai sauri tauladan
Salah satu
cerita yang cukup mahsyur yaitu tentang seekor kucing peliharaan yang dipercaya
oleh seorang pria, untuk menjaga anaknya yang masih bayi dikala ia pergi selama
beberapa saat. Bagaikan prajurit yang mengawal tuannya, kucing itu tak hentinya
berjaga di sekitar sang bayi. Tak lama kemudian melintaslah ular berbisa yang
sangat berbahaya di dekat si bayi mungil tersebut. Kucing itu dengan sigapnya
menyerang ular itu hingga mati dengan darah yang berceceran.
Sorenya
ketika si pria pulang, ia kaget melihat begitu banyak darah di kasur bayinya.
Prasangkanya berbisik, si kucing telah membunuh anak kesayangannya! Tak ayal
lagi, ia mengambil pisau dan memenggal leher kucing yang tak berdosa
itu.Setelah melakukan aksi keji itu, tiba-tiba sang pria tersebut tersentak
kaget, bagaimana tidak! ia melihat anaknya terbangun, dengan bangkai ular yang
telah tercabik di bawah tempat tidur anaknya. melihat itu, si pria menangis dan
menyesali perbuatannya setelah menyadari bahwa ia telah membunuh kucing
peliharaannya yang telah bertaruh nyawa menjaga keselamatan anaknya. Kisah ini
menjadi refleksi bagi masyarakat islam di timur tengah untuk tidak berburuk
sangka kepada siapapun.
Beberapa hadist shahih
tentang kucing
1. Sisa makanan
kucing hukumnya suci.
Hadis Kabsyah binti Ka’b
bin Malik menceritakan bahwa Abu Qatadah, mertua Kabsyah, masuk ke rumahnya.
Lalu, ia menuangkan air untuk wudhu. Pada saat itu, datang seekor kucing yang
ingin minum. Lantas ia menuangkan air di bejana sampai kucing itu minum. Kabsyah
berkata, “Perhatikanlah.” Abu Qatadah berkata, “Apakah kamu heran?” Ia
menjawab, “Ya.” Lalu, Abu Qatadah berkata bahwa Nabi Saw pernah bersabda,
“Kucing itu tidak najis. Ia binatang yang suka berkeliling di rumah (binatang
rumahan),” (HR At-Tirmidzi, An-Nasa’i, Abu Dawud, dan Ibnu Majah).
Diriwayatkan
dan Ali bin Al-Hasan, dan Anas yang menceritakan bahwa Nabi Saw pergi ke
Bathhan suatu daerah di Madinah. Lalu, beliau berkata, “Ya Anas, tuangkan air
wudhu untukku ke dalam bejana.” Lalu, Anas menuangkan air. Ketika sudah
selesai, Nabi menuju bejana. Namun, seekor kucing datang dan menjilati bejana.
Melihat itu, Nabi berhenti sampai kucing tersebut berhenti minum lalu berwudhu.
Nabi ditanya mengenai kejadian tersebut, beliau menjawab, “Ya Anas, kucing termasuk
perhiasan rumah tangga, ia tidak dikotori sesuatu, bahkan tidak ada najis.”
Diriwayatkan
dari Dawud bin Shalih At-Tammar dan ibunya yang menerangkan bahwa budaknya
memberikan Aisyah semangkuk bubur. Namun, ketika ia sampai di rumah Aisyah,
tenyata Aisyah sedang shalat. Lalu, ia memberikan isyarat untuk menaruhnya.
Sayangnya, setelah Aisyah menyelesaikan shalat, ia lupa. Datanglah seekor
kucing, lalu memakan sedikit bubur tersebut. Ketika ia melihat bubur tersebut,
lalu ia membersihkan bagian yang disentuh kucing, lalu Aisyah memakannya.
Rasulullah Saw bersabda, “Ia tidak najis. Ia binatang yang berkeliling.” Aisyah
pernah melihat Rasulullah Saw berwudhu dari sisa jilatan kucing, (HR AlBaihaqi,
Abd Al-Razzaq, dan Al-Daruquthni).
Diriwayatkan
dari Abu Qatadah r.a. yang mendengar Rasulullah Saw bersabda tentang kucing,
“Ia tidak najis. Ia binatang yang sering keliling di antara kalian.”
Hadis ini
diriwayatkari Malik, Ahmad, dan imam hadis yang lain. Oleh karena itu, kucing
adalah binatang, yang badan, keringat, bekas dari sisa makanannya suci.
WANITA MASUK NERAKA KARENA
KUCING
Bukhari meriwayatkan dari Ibnu Umar dari Nabi ShallAllohu
‘alaihi wa Sallambersabda, yang artinya: “Seorang
wanita masuk Neraka karena seekor kucing yang diikatnya. Dia tidak memberinya
makan dan tidak membiarkannya makan serangga bumi.”
Dalam riwayat Bukhari, “Seorang
wanita disiksa karena seekor kucing yang dia kurung sampai mati. Dia masuk
Neraka karenanya. Dia tidak memberinya makan dan minum sewaktu. Mengurungnya.
Dia tidak pula membiarkannya dia makan serangga bumi.”
Rasululloh ShallAllohu
‘alaihi wa Sallam telah melihat wanita yang mengikat kucing ini berada di
Neraka manakala beliau melihat Surga dan Neraka pada shalat gerhana. Dalam
Shahih Bukhari dari Asma binti Abu Bakar bahwa RasulullohShallAllohu
‘alaihi wa Sallam bersabda, yang artinya: “Lalu Neraka
mendekat kepadaku sehingga aku berkata, ‘Ya Rabbi, aku bersama mereka?’ Aku
melihat seorang wanita. Aku menyangka wanita itu diserang oleh seekor kucing.
Aku bertanya, ‘Bagaimana ceritanya?’ Mereka berkata, ‘Dia menahannya sampai
mati kelaparan. Dia tidak memberinya makan dan tidak pula membiarkannya mencari
makan.” Nafi’ berkata, “Menurutku dia berkata, ‘Mencari makan dari serangga
bumi.”
Muslim meriwayatkan dari Jabir hadits Rasululloh ShallAllohu
‘alaihi wa Sallam yang melihat seorang wanita yang mengikat kucing berada di
Neraka. Di dalamnya terdapat keterangan bahwa wanita itu berasal dari Bani
Israil. Dalam riwayat lain disebutkan bahwa wanita itu berasal dari Himyar.
PENJELASAN HADITS:
Ini adalah
kisah wanita Himyariyah Israiliyah yang mengurung seekor kucing, tetapi dia
tidak memberinya makan dan minum hingga kucing itu mati karena kelaparan dan
kehausan. Ini menunjukkan kerasnya tabiat wanita itu, betapa buruk akhlaknya,
serta tiadanya belas kasih di hatinya. Dia sengaja menyakiti. Jika di hatinya
terdapat belas kasih, niscaya dia melepaskan kucing itu. Dan sepertinya dia
mengurungnya sepanjang siang dan malam. Ia merasakan haus dan lapar dengan
suara yang memelas meminta bantuan dan pertolongan. Suara dengan ciri
tersendiri yang dikenal oleh orang-orang yang mengenal suara. Akan tetapi, hati
wanita ini telah membatu dan tidak terketuk oleh suara pilu kucing itu. Dia
tidak menghiraukan harapan dan impiannya. Suara itu melemah, lalu seterusnya
menghilang. Kucing itu mati. Ia mengadu kepada Tuhannya tentang kezhaliman
manusia yang hatinya keras dan membatu.
Jika wanita ini ingin agar kucing ini tetap di rumahnya, dia
mungkin saja memberinya makan dan minum yang bisa menjaga hidupnya.
Rasululloh ShallAllohu ‘alaihi wa
Sallam telah
menyampaikan kepada kita bahwa kita meraih pahala dengan berbuat baik kepada
binatang. Jika dia enggan memberinya makan yang menjaganya dari hidup, maka dia
harus melepasnya dan membiarkannya bebas di bumi Alloh yang luas. Ia pasti
mendapatkan makanan yang bisa menjaga hidupnya. Lebih-lebih, Alloh telah
menyediakan rizki bagi kucing tersebut dari sisa-sisa makanan orang, begitu
pula serangga-serangga yang ditangkapnya.
Perbuatan ini telah mencelakakan wanita tersebut, sehingga
dia masuk Neraka. Rasululloh ShallAllohu
‘alaihi wa Sallam melihat kucing itu memburu wanita yang menahannya di Neraka.
Bekas-bekas cakaran tergores di wajah dan tubuhnya. Beliau melihat itu manakala
Surga dan Neraka diperlihatkan kepadanya pada saat shalat gerhana.
PELAJARAN-PELAJARAN DAN
FAEDAH-FAEDAH HADITS
1. Besarnya dosa orang-orang
yang menyiksa binatang dan menyakitinya dengan memukul dan membunuh. Wanita ini
masuk Neraka karena dia menjadi sebab kematian seekor kucing.
2. Boleh menahan binatang
seperti kucing, burung, dan sebagainya, jika diberi makan dan minum. Jika tidak
mampu atau tidak mau, maka hendaknya melepaskannya dan membiarkannya pergi di
bumi Alloh yang luas untuk mencari rizkinya sendiri.
3. Di Akhirat, manusia diadzab
sesuai dengan perbuatannya di dunia. Wanita ini diserang oleh seekor kucing di
Neraka dengan mencakari tubuhnya.
Adakah manfaat kucing bagi
dunia ilmu pengetahuan?
Salah satu
kitab terkenal yang ditulis oleh cendikia muslim tempo dulu adalah kitab hayat
al hayaawan yang telah menjadi inspirasi bagi perkembangan dunia zoologi saat
ini, Salah satu isinya mengenai ilmu medis, banyak para dokter muslim tempo
dulu yang menjadikan kucing sebagai terapi medis untuk penyembuhan tulang,
melalui dengkuran suaranya yang setara dengan gelombang sebesar 50 hertz.
Dengkuran tersebut menjadi frekuensi optimal dalam menstimulasi pemulihan
tulang.
Tak hanya
ilmu pengetahuan, bangsa barat juga banyak membawa berbagai jenis kucing dari
timur tengah, hingga akhirnya kepunahan kucing akibat mitos alat sihir dapat
terselamatkan.
Sumber:
Majalah Adzzikra, terbitan 2007
toxoplasma pada kucing
Toxoplasma
pada kucing terjadi karena adanya makhluk2 mikro organik pada tubuh kucing.
Nah, umumnya kucing yang mengalami ini adalah kucing yang tinggal di daerah
kotor dan makananya pun makanan kotor. seperti tempat sampah, TPA dlsb.dan
Toxoplasma jarang terjadi pada kucing yang tinggal di lingkungan bersih dan
diberi makan dengan makanan yang baik. Jadi sebenernya kita bertanya pada
diri kita sendiri, sudahkah kita membersihkan lingkungan kita? jika tidak, akan
muncul berbagai wabah. seperti malaria dan juga toxoplasma.
KEISTIMEWAAN KUCING
Fakta dan Eksperimen
terkait Kucing
Dalam bahasa
Arab kucing dinamakan qith, sanur, dhayyun, hirr, bas (dialek penduduk syam), masy
(dialek penduduk magrib), qathawah (dialek semenanjung Arab). Kebiasaan kucing
yang dikenal adalah membersihkan dirinya. Menurut seorang pastur, kucing adalah
binatang yang bersih karena kegiatan hariannya adalah membersihkan diri. Tidak
ada bagian tubuh kucing yang terlupakan.
Untuk kita
ketahui bahwa pada kulit kucing terdapat otot yang berfungsi untuk menolak
telur bakteri dan kulit yang melindungi berbagai macam otot yang dapat
menyesuaikan dengan sentuhan otot manusia.Permukaan lidahnya tertutupi oleh
berbagai benjolan kecil yang runcing berbentuk gergaji. Benjolan ini bengkok
mengerucut seperti kikir atau gergaji. Bentuk ini sangat berguna untuk
membersihkan kulit.
Kucing
dilengkapi dengan alat pembersih yang paling canggih, yaitu lidah dengan
permukaan yang kasar yang bisa membuang bulu-bulu mati dan membersihkan
bulu-bulu yang tersisa di badannya. Tidak aneh jika kucing suka meminum susu.
Caranya menggunakan lidah dalam menjilat susu yang sangat sulit untuk
digambarkan.
Ketika meraba
lidah kucing, kita akan merasakan bahwa lidahnya ditutupi oleh berbagai
benjolan yang berfungsi seperti gergaji. Sebagian orang mengira bahwa benjolan
ini dipergunakan sebagai kantong kecil untuk membawa aliran susu ke mulut agar
proses penelanan benlangsung sempuma. Akan tetapi, gambaran yang dapat kita
ketahui sekarang ternyata tidak sama seperti fungsi lidah biasa.
Semua itu
berbeda dengan apa yang digambarkan oleh sebagian orang yang mengatakan bahwa
kucing menggunakan lidahnya untuk minum dengan membuat perut lidah untuk
membawa cairan atau susu. Proses seperti ml tidak menyebabkan cairan kembali ke
bejana (tempat cairan).
Selanjutnya,
hasil penelitian laboratorium serta temuan terkait adanya kuman dan mikroba
(jika itu ada) akan dapat kita saksikan berikut ini:
Hasil Penelitian Laboratorium
Telah
dilakukan berbagai penelitian terhadap kucing dan berbagai perbedaan usia,
perbedaan posisi kulit, seperti pimggung, bagian dalam telapak kaki, pelindung
mulut, dan ekor. Pada bagian-bagian tersebut dilakukan pengambilan contoh
(sample) dengan usapan. Di samping itu, dilakukan juga penanaman kuman pada
bagian-bagian khusus. Selain itu, diambil juga cairan khusus yang ada pada
dinding dalam mulut dan mengusap lidah. Hasil yang kami dapatkan sebagai
berikut:
1. Hasil yang diambil dari
kulit luar tenyata negatif, meskipun dilakukan berulang-ulang.2. Perbandingan
yang ditanamkan memberikan hasil negatif sekitar 80% jika dilihat dari cairan
yang diambil dari dinding mulut.3. Cairan yang diambil dari permukaan lidah
memberikan hasil negatif.4. Kuman yang ditemukan saat proses penelitian
dilakukan berasal dari kelompok kuman yang dianggap sebagai kuman biasa yang
berasal dari kelompok kuman yang dianggap sebagai kuman biasa yang berkembang
pada tubuh manusia dalam jumlah yang terbatas seperti, enterobacter,
streptococcus, dan taphylococcus. Jumlahnya kurang dan 50 ribu pertumbuhan.5.
Tidak ditemukan kelompok kuman yang beragam.
Berbagai
sumber yang dapat dipercaya dan hasil penelitian laboratorium menyimpulkan
bahwa kucing tidak memiliki kuman dan mikroba. Liurnya bersih dan membersihkan.
Komentar Para Dokter yang
Bergelut dalam Bidang Kuman
Menurut Dr.
George Maqshud, ketua laboratorium di Rumah Sakit Hewan Baitharah, jarang
sekali ditemukan adanya kuman pada lidah kucing. Jika kuman itu ada, maka
kucing itu akan sakit.
Setelah
melakukan penelitian terhadap berbagai cairan untuk membandingkan liur manusia,
anjing, dan kucing, Dr. Gen Gustafsirl menemukan bahwa kuman yang paling banyak
terdapat pada anjing, kemudian manusia memiliki seperempat dari anjing, lalu
pada kucing terdapat setengah dari kuman manusia. Dokter hewan di rumah sakit
hewan Damaskus, Sa’id Rafah menegaskan bahwa kucing memiliki perangkat
pembersih yang bemama lysozyme.
Kucing tidak
menyukai air. Ini karena air tempat yang sangat subur untuk tumbuhnya bakteri,
terlebih lagi pada air yang tergenang. Kucing menjaga kestabilan kehangatan
tubuhnya. Ia menjauh dari panas matahari, tidak dekat dengan air. Tujuannya
supaya bakteri tidak berpindah kepadanya. Inilah yang menjadi faktor tidak
adanya kuman pada tubuh kucing.
Kucing, Senjata Rahasia
Batalyon Al-Qassam
Sayap militer
Hamas dikenal tak pernah berhenti melakukan inovasi persenjataan yang mungkin
dilakukan dalam menghadapi penjajah Zionis Israel. Terlebih ketika Hamas telah
menguasai Ghaza, dan menguasai semua lembaga di Ghaza. Kini, mereka menemukan
sarana baru untuk melakukan perlawanan. Sarana itu adalah: kucing.
Ya, kucing.
Dalam klip video yang diluncurkan sayap militer Hamas, Izzuddin Al-Qassam,
ditampilkan aktifitas mereka di waktu malam yang ditemani seekor kucing kecil.
Menurut salah seorang pejuang Al-Qassam, kucing itu menemani unit militer
Al-Qassam ke sejumlah tempat mereka bertugas. Terkadang, mereka turut serta
dalam perjalanan melebihi 12 kilometer.
Klip video
ini seperti membenarkan pernyataan yang pernah terdengar sebelumnya, bahwa
“Orang-orang Israel menggunakan anjing. Kita menggunakan kucing untuk
mengelabui anjing. ” Tapi salah satu pendukung Hamas mengatakan hal itu tidak
selalu benar, karena bisa saja yang terjadi adalah ke balikannya, “kucing itu
justru menjadi agen penjajah Israel di mana tubuhnya dikenakan alat deteksi. ”
Apapun
perdebatannya tentang tugas kucing ini, tapi memang didapati sejumlah kucing di
antara para pejuang di Ghaza. Beberapa waktu lalu, pernah pula terdengar berita
bahwa kucing-kucing ini telah dilatih dan memiliki tugas yang mengiringi
keberhasilan aksi-aksi serangan pejuang Palestina. Tapi detail tugas yang
diberikan terhadap pasukan kucing itu juga belum bisa dipublikasikan.
Hukum Jual Beli Kucing
Jumhur ulama
berpendapat bahwa dibolehkan menjual seekor kucing, diantara mereka adalah para
ulama madzhab yang empat. Sementara sebagian ahli ilmu mengharamkannya,
diantaranya az Zhahiriyah, juga dinukil dari Abu Hurairoh, Mujahid dan Jabir
bin Zaid oleh Ibnul Mundzir, serta dinukil dari Thawus oleh al Mundziriy.
Pendapat inilah yang paling tepat yang ditunjukkan oleh nash, diriwayatkan oleh
Muslim dari Abu az Zubeir berkata,”Aku bertanya kepada Jabir tentang uang dari
(hasil penjualan) anjing dan kucing? Dia berkata,”Hal itu telah dilarang oleh
Nabi saw.”
Abu Daud
meriwayatkan bahwa Nabi saw melarang uang dari (hasil penjualan) anjing dan
kucing.
Baihaqi juga meriwayatkan
bahwa Rasulullah saw melarang memakan (daging) kucing dan melarang uang
(penjualan) nya.”
Sebagian ahli
ilmu telah melemahkan hadits-hadits tersebut akan tetapi pendapat mereka ini
tertolak.Imam an Nawawi didalam “al Majmu’” mengatakan,”Adapun apa yang
disebutkan oleh al Khottobi dan Ibnul Mundzir bahwa hadits itu lemah maka
tidaklah benar karena hadits tersebut terdapat didalam shahih Muslim dengan
sanad yang shahih…
Al Baihaqi
didalam “as Sunan” memberikan jawaban terhadap jumhur,”Bahwa sebagian ahli ilmu
menjadikan hadits tersebut untuk kucing apabila kucing itu liar yang tidak bisa
dijinakkan, diantara mereka menganggap bahwa hal itu terjadi pada permulaan
islam ketika kucing itu dianggap najis kemudian ketika liur kucing itu diangga
suci maka harganya boleh diambil, dan tidak satu pun dari kedua pendapat itu
yang memiliki dalil yang jelas.”
Ibnul Qoyyim
meyakini akan keharaman penjualannya didalam “Zaad al Ma’ad” dan
mengatakan,”Demikianlah fatwa Abu Hurairoh yang juga pendapat Thawus, Mujahid
bin Zaid, seluruh ahli Zhahir dan salah satu riwayat dari Ahmad, serta pendapat
yang dipilih oleh Abu Bakar, dan inilah pendapat yang benar berdasarkan hadits
yang shahih dan tidak adanya pertentangan didalamnya mewajibkan untuk
berpendapat seperti ini.
Ibnul
Mundziriy berkata,”Sesugguhnya terdapat riwayat dari Nabi saw tentang larangan
dari menjualnya dan penjualannnya adalah kebatilan dan jika (tidak ada
larangan) maka boleh.” Dan dia telah mengetahui bahwa hadits tersebut adalah
betul maka seharusnya madzhab Ibnul Mundzir mengharamkan penjualannya. (Markaz
al Fatwa no. 18327)
Wallahu A’lam
Kalau ade
silap & salah..tolong perbetulkan.
------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Mudah Mudah Mudah dan jimat wang !!!!
Stock tak banyak dah jom beli sebelum habis lagi!!!
Ajar simanja membuang dalam toilet tinggal pam je nanti mudah !!! Semudah A B C!!! Whatsapp kami segera. wasap.my/60192205606
Ajar simanja membuang dalam toilet tinggal pam je nanti mudah !!! Semudah A B C!!! Whatsapp kami segera. wasap.my/60192205606
Tak perlu dah nak beli pasir...
Tak perlu nak kutip kutip
Jimat duit
Jimat masa
Mudahkan kerja
Tak perlu nak kutip kutip
Jimat duit
Jimat masa
Mudahkan kerja
0 comments:
Post a Comment