Banyak mitos yang bertebaran di setiap kehidupan
kucing mulai dari memiliki 9 nyawa hingga sebagai jelmaan dewa. Seperti yang
terjadi pada masa dinasti Fir’aun 3000 tahun yang lalu, kucing amat dipuja
karena dianggap sebagai titisan dewa.
Dari Ibnu Umar RA bahwa Rasulullah SAW bersabda, “Seorang wanita dimasukkan kedalam neraka karena seekor kucing yang dia ikat dan tidak diberikan makan bahkan tidak diperkenankan makan binatang-binatang kecil yang ada di lantai” (HR. Bukhari).
Dari Ibnu Umar RA bahwa Rasulullah SAW bersabda, “Seorang wanita dimasukkan kedalam neraka karena seekor kucing yang dia ikat dan tidak diberikan makan bahkan tidak diperkenankan makan binatang-binatang kecil yang ada di lantai” (HR. Bukhari).
Tak hanya nabi,
istri nabi sendiri, Aisyah binti Abu Bakar pun amat menyukai kucing, dan merasa
amat kehilangan dikala ditinggal pergi oleh si kucing. Seorang sahabat yang
juga ahli hadist, Abdurrahman bin Sakhr Al Azdi diberi julukan Abu Hurairah
(bapak para kucing jantan), karena kegemarannya dalam merawat dan memelihara
berbagai kucing jantan dirumahnya.
Penghormatan Para
Tokoh Islam Terhadap Kucing
Pada abad ke-13,
sebagai manifestasi penghargaan masyarakat Islam, rupa kucing dijadikan sebagai
ukiran cincin para Khalifah, termasuk porselen, patung hingga mata uang. Bahkan
di dunia sastra, para penyair tak ragu untuk membuat syair bagi kucing peliharaannya
yang telah berjasa melindungi buku-buku mereka dari gigitan tikus dan serangga
lainnya.
Dalam buku yang
berjudul Cats of Cairo, pada masa dinasti Mamluk, Baybars Al Zahir,
seorang Sultan yang juga pahlawan garis depan dalam Perang Salib sengaja membangun
taman-taman khusus bagi kucing dan menyediakan berbagai jenis makanan di
dalamnya. Tradisi ini telah menjadi adat istiadat di berbagai kota-kota besar
negara Islam.
Hingga saat ini,
mulai dari Damaskus, Istanbul, hingga Kairo, masih bisa kita jumpai kucing-kucing
yang berkeliaran di pojok-pojok masjid tua dengan berbagai macam makanan yang
disediakan oleh penduduk setempat.
Keistimewaan Kucing
Nabi menekankan di
beberapa hadits bahwa kucing itu tidak najis. Bahkan diperbolehkan untuk
berwudhu menggunakan air bekas minum kucing karena dianggap suci.
Kenapa Rasulullah
SAW berani mengatakan bahwa kucing suci, tidak najis? Lalu, bagaimana Nabi
mengetahui kalau pada badan kucing tidak terdapat najis?
Fakta Ilmiah 1
Pada kulit kucing
terdapat otot yang berfungsi untuk menolak telur bakteri. Otot kucing itu juga
dapat menyesuaikan dengan sentuhan otot manusia.
Permukaan lidah
kucing tertutupi oleh berbagai benjolan kecil yang runcing, benjolan ini
bengkok mengerucut seperti kikir atau gergaji. Bentuk ini sangat berguna untuk
membersihkan kulit. Ketika kucing minum, tidak ada setetes pun cairan yang
jatuh dari lidahnya. Sedangkan lidah kucing sendiri merupakan alat pembersih
yang paling canggih, permukaannya yang kasar bisa membuang bulu-bulu mati dan
membersihkan bulu-bulu yang tersisa di badannya.
Fakta Ilmiah 2
Telah dilakukan
berbagai penelitian terhadap kucing dan berbagai perbedaan usia, perbedaan
posisi kulit, punggung, bagian dalam telapak kaki, pelindung mulut, dan ekor.
Pada bagian-bagian tersebut dilakukan pengambilan sample dengan usapan. Di
samping itu, dilakukan juga penanaman kuman pada bagian-bagian khusus. Terus
diambil juga cairan khusus yang ada pada dinding dalam mulut dan lidahnya.
Hasil yang
Didapatkan
1. Hasil yang diambil
dari kulit luar tenyata negatif berkuman, meskipun dilakukan berulang-ulang.
2. Perbandingan yang
ditanamkan kuman memberikan hasil negatif sekitar 80% jika dilihat dari cairan
yang diambil dari dinding mulut.
3. Cairan yang diambil
dari permukaan lidah juga memberikan hasil negatif berkuman.
4. Sekalinya ada kuman
yang ditemukan saat proses penelitian, kuman itu masuk kelompok kuman yang
dianggap sebagai kuman biasa yang berkembang pada tubuh manusia dalam jumlah
yang terbatas seperti, enterobacter, streptococcus, dan taphylococcus.
Jumlahnya kurang dan 50 ribu pertumbuhan.
5. Tidak ditemukan
kelompok kuman yang beragam.
6. Berbagai sumber
yang dapat dipercaya dan hasil penelitian laboratorium menyimpulkan bahwa
kucing tidak memiliki kuman dan mikroba. Liurnya bersih dan membersihkan.
Komentar Para
Dokter Peneliti
1. Menurut Dr. George
Maqshud, ketua laboratorium di Rumah Sakit Hewan Baitharah, jarang sekali
ditemukan adanya kuman pada lidah kucing.
2. Jika kuman itu ada,
maka kucing itu akan sakit.
3. Dr. Gen Gustafsirl
menemukan bahwa kuman yang paling banyak terdapat pada anjing,
4. Manusia 1/4 anjing,
kucing 1/2 manusia.
5. Dokter hewan di
rumah sakit hewan Damaskus, Sa’id Rafah menegaskan bahwa kucing memiliki
perangkat pembersih yang bemama lysozyme.
6. Kucing tidak suka
air karena air merupakan tempat yang sangat subur untuk pertumbuhan bakteri,
terlebih pada genangan air (lumpur, genangan hujan, dll)
7. Kucing juga sangat
menjaga kestabilan kehangatan tubuhnya. Ia tidak banyak berjemur dan tidak
dekat-dekat dengan air.
8. Tujuannya agar
bakteri tidak berpindah kepadanya. Inilah yang menjadi faktor tidak adanya
kuman pada tubuh kucing.
Fakta Ilmiah 3
Dan hasil penelitian kedokteran dan percobaan yang telah di lakukan di
laboratorium hewan, ditemukan bahwa badan kucing bersih secara keseluruhan. Ia
lebih bersih daripada manusia.
Fakta Ilmiah Tambahan
Zaman dahulu kucing dipakai untuk terapi. Dengkuran kucing yang 50Hz
baik buat kesehatan selain itu mengelus kucing juga bisa menurunkan tingkat
stress.
Sisa makanan kucing hukumnya suci. Hadist Kabsyah binti Ka’b bin Malik
menceritakan bahwa Abu Qatadah, mertua Kabsyah, masuk ke rumahnya lalu ia
menuangkan air untuk wudhu. Pada saat itu, datang seekor kucing yang ingin
minum. Lantas ia menuangkan air di bejana sampai kucing itu minum.
Kabsyah berkata, “Perhatikanlah." Abu Qatadah berkata, “Apakah kamu
heran?" Ia menjawab, “Ya." Lalu, Abu Qatadah berkata bahwa Nabi SAW
prnh bersabda, “Kucing itu tidak najis. Ia binatang yang suka berkeliling di
rumah (binatang rumahan)," (H.R At-Tirmidzi, An-Nasa’i, Abu Dawud, dan
Ibnu Majah).
Diriwayatkan dan Ali bin Al-Hasan, dan Anas yang menceritakan bahwa Nabi
Saw pergi ke Bathhan suatu daerah di Madinah. Lalu, beliau berkata, “Ya Anas,
tuangkan air wudhu untukku ke dalam bejana." Lalu, Anas menuangkan air.
Ketika sudah selesai, Nabi menuju bejana. Namun, seekor kucing datang dan
menjilati bejana. Melihat itu, Nabi berhenti sampai kucing tersebut berhenti
minum lalu berwudhu.
Nabi ditanya mengenai kejadian tersebut, beliau menjawab, “Ya Anas,
kucing termasuk perhiasan rumah tangga, ia tidak dikotori sesuatu, bahkan tidak
ada najis."
Diriwayatkan dari Dawud bin Shalih At-Tammar dan ibunya yang menerangkan
bahwa budaknya memberikan Aisyah semangkuk bubur. Namun, ketika ia sampai di
rumah Aisyah, tenyata Aisyah sedang shalat. Lalu, ia memberikan isyarat untuk
menaruhnya. Sayangnya, setelah Aisyah menyelesaikan shalat, ia lupa ada bubur.
Datanglah seekor kucing, lalu memakan sedikit bubur tersebut. Ketika ia
melihat bubur tersebut dimakan kucing, Aisyah lalu membersihkan bagian yang
disentuh kucing, dan Aisyah memakannya.
Rasulullah SAW bersabda, “Ia tidak najis. Ia binatang yang
berkeliling." Aisyah pernah melihat Rasulullah Saw berwudhu dari sisa
jilatan kucing." (H.R Al Baihaqi, Abd Al-Razzaq, dan Al-Daruquthni)
0 comments:
Post a Comment