Memang sebagian besar ulama Islam membagi dosa itu
ada yang besar dan kecil, sebagaimana yang telah disebutkan di dalam Al Quran
dan Sunnah:
إِنْ
تَجْتَنِبُوا كَبَائِرَ مَا تُنْهَوْنَ عَنْهُ نُكَفِّرْ عَنْكُمْ سَيِّئَاتِكُمْ
وَنُدْخِلْكُمْ مُدْخَلًا كَرِيمًا
“Jika
kamu menjauhi dosa-dosa besar di antara dosa-dosa yang dilarang kamu
mengerjakannya, niscaya Kami hapus kesalahan-kesalahanmu (dosa-dosamu yang
kecil) dan Kami masukkan kamu ke tempat yang mulia (surga)”. (QS. an-Nisa: 31)
Ath Thufi berkata: “Di dalam ayat ini terdapat
pembagian dosa-dosa kepada besar dan kecil, dan sesungguhnya menjauhi
seluruh dosa besar merupakan penghapus لاشله dosa kecil”. Lihat Al Isyarat Al Ilahiyyah, 2/23-24.
الَّذِينَ
يَجْتَنِبُونَ كَبَائِرَ الْإِثْمِ وَالْفَوَاحِشَ إِلَّا اللَّمَمَ إِنَّ رَبَّكَ
وَاسِعُ الْمَغْفِرَةِ
“(Yaitu)
orang yang menjauhi dosa-dosa besar dan perbuatan keji yang selain dari Al
lamam (dosa-dosa kecil). Sesungguhnya Rabbmu Maha Luas ampunan-Nya”. (QS. An Najm: 32)
Kebanyakan para ulama tafsir dari
genereasi terdahulu dan belakangan berpendapat bahwa Al-Lammam adalah: dosa-dosa kecil. Lihat kitab Al
Kabair, karya Adz Dzahaby dan ditahqiq oleh Syeikh Masyhur Hasan Salman.
Dan Hadits yang menunjukkan bahwa dosa itu terbagi
menjadi besar dan kecil:
عَنْ
أَبِى هُرَيْرَةَ – رضى الله عنه – قَالَ قَالَ رسُولُ اللَّهِ -صلى الله
عليه وسلم- «الصَّلَوَاتُ الْخَمْسُ وَالْجُمُعَةُ إِلَى الْجُمُعَةِ وَرَمَضَانُ
إِلَى رَمَضَانَ مُكَفِّرَاتٌ مَا بَيْنَهُنَّ مَا اجْتُنِبَتِ الْكَبَائِرُ»
“Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu berkata: “Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:“Shalat lima waktu, mengerjakan shalat jumat kepada
shalat jumat (setelahnya) dan puasa di bulan Ramadhan kepada bulan Ramadhan
(setelahnya) merupakan penebus dosa diantaranya selama menjauhi dosa-dosa
besar”. (HR. Ahmad dan dishahihkan di
dalam kitab Silsilat Al Ahadits Ash Shahihah, no. 3322)
عَنْ
أَنَسٍ – رضى الله عنه – قَالَ سُئِلَ النَّبِىُّ – صلى الله عليه وسلم – عَنِ
الْكَبَائِرِ قَالَ «الإِشْرَاكُ بِاللَّهِ ، وَعُقُوقُ الْوَالِدَيْنِ ، وَقَتْلُ
النَّفْسِ ، وَشَهَادَةُ الزُّورِ»
“Anas bin Malik radhiyallahu ‘anhu berkata: “Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallampernah ditanya tentang dosa-dosa
besar?”, beliau menjawab: “Menyekutukan Allah, durhaka kepada kedua orangtua,
membunuh seseorang, bersaksi palsu”. (HR.
Bukhari dan Muslim)
Oleh sebab inilah Ibnul Qayyim rahimahullah berkata:
وقد دل
القرآن والسنة وإجماع الصحابة والتابعين بعدهم والأئمة على أن من الذنوب كبائر
وصغائر…
“Dan
sungguh telah ditunjukkan oleh Al Quran, Sunnah dan Ijma’ para shahabat,
tabi’ien setelah mereka serta para imam, bahwa dosa itu ada yang besar dan
kecil…”. Lihat Ad Da’u wa ad Dawa’.
Dan definisi dosa besar menurut
Abdullah bin Abbas radhiyallahu
‘anhuma dan Al Hasan Al Bashrirahimahullah adalah:
الكبائر
كل ذنب ختمه الله تعالى بنار أو غضب أو لعنة أو عذاب
“Dosa
besar adalah setiap dosa yang ditutup Allah dengan (ancaman masuk) neraka,
(mendapatkan) kemurkaan, (mendapatkan) laknat atau (mendapatkan) siksa”. Lihat Syarah Shahih Muslim, karya An Nawawi.
Tetapi, meskipun ada pembagian dosa, jangan
sekali-kali meremehkan sebuah dosa, baik kecil apalagi dosa besar.
Allah Ta’ala berfirman tentang
orang-orang munafik yang menyebarkan berita dusta tentang istri
Rasulullah shallallahu
‘alaihi wasallam Aisyah radhiyallahu ‘anha dan mereka mengira bahwa perbuatan tersebut ringan
dan remeh padahal:
…وَتَحْسَبُونَهُ
هَيِّنًا وَهُوَ عِنْدَ اللَّهِ عَظِيمٌ
“…dan
kamu menganggapnya suatu yang ringan saja. Padahal dia pada sisi Allah
adalah besar”. (QS. An Nur: 15)
Dan terkadang amalan tersebut remeh,
rendah menurut kita, ternyata di zaman Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam, menurut para shahabat radhiyallahu ‘anhum tergolong dosa yeng membinasakan dan akhirnya
menyeburkannya ke dalam neraka.
عَنْ
أَنَسٍ – رضى الله عنه – قَالَ إِنَّكُمْ لَتَعْمَلُونَ أَعْمَالاً هِىَ أَدَقُّ
فِى أَعْيُنِكُمْ مِنَ الشَّعَرِ ، إِنْ كُنَّا نَعُدُّهَا عَلَى عَهْدِ
النَّبِىِّ – صلى الله عليه وسلم – الْمُوبِقَاتِ
“Anas
bin Malik radhiyallahu ‘anhu berkata: “Sesungguhnya kalian benar-benar
melakukan perbuatan-perbuatan yang di mata kalian lebih tipis daripada rambut,
tetapi kami di zaman Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi
wasallam menganggapnya sebagai dosa-dosa yang membinasakan”. (HR. Bukhari)
Seorang yang beriman sangat takut akan sebuah dosa
yang dia lakukan, adapun seorang yang sering melakukan dosa sangat meremehkan
dosa yang dia lakukan.
عَنِ
الْحَارِثِ بْنِ سُوَيْدٍ حَدَّثَنَا عَبْدُ اللَّهِ حَدِيثَيْنِ أَحَدُهُمَا عَنِ
النَّبِىِّ – صلى الله عليه وسلم – وَالآخَرُ عَنْ نَفْسِهِ قَالَ «إِنَّ
الْمُؤْمِنَ يَرَى ذُنُوبَهُ كَأَنَّهُ قَاعِدٌ تَحْتَ جَبَلٍ يَخَافُ أَنْ يَقَعَ
عَلَيْهِ ، وَإِنَّ الْفَاجِرَ يَرَى ذُنُوبَهُ كَذُبَابٍ مَرَّ عَلَى أَنْفِهِ»
“Abdullah
bin Mas’ud radhiyallahu ‘anhu berkata: “Sesungguhnya seorang mukmin
memandang dosa-dosanya seakan-akan ia sedang duduk di bawah gunung dan ia takut
gunung tersebut jatuh menimpanya. Dan seorang fajir (yang selalu
berbuat dosa) memandang dosa-dosanya seperti seekor lalat yang lewat di
hidungnya lalu ia berkata demikian (mengipaskan tangannya di atas hidungnya)
untuk mengusir lalat tersebut”. (HR.
Bukhari)
Dan…
Perhatikan! Perhatikan! Perhatikan!
Perkataan penuh makna dan pelajaran di bawah ini, Ibnul Qayyim rahimahullah berkata:
Perkataan penuh makna dan pelajaran di bawah ini, Ibnul Qayyim rahimahullah berkata:
وههنا
أمر ينبغي التفطن له وهو أن الكبيرة قد يقترن بها من الحياء والخوف والاستعظام لها
ما يلحقها بالصغائر وقد يقترن بالصغيرة من قلة الحياء وعدم المبالاة وترك الخوف
والاستهانة بها ما يلحقها بالكبائر بل يجعلها في أعلى رتبها وهذا أمر مرجعه إلى ما
يقوم بالقلب.
“Dan
disini ada sebuah perkara yang harus dicermati, yaitu bahwa sebuah dosa
besar terkadang dibarengi dengan sifat malu, rasa takut dan pengagungan akan
beratnya dosa tersebut yang menjadikannya dikategorikan dengan dosa-dosa kecil,
dan (sebaliknya) terkadang sebuah dosa kecil dibarengi dengan sedikit rasa
malu, tidak mengacuhkan, tidak takut dan sikap meremehkan dengan dosa tersebut
yang menjadikannya dikategorikan dengan dosa-dosa besar, bahkan menjadikannya
di tingkatan yang paling tinggi (dari dosa-dosa besar itu). Dan perkara ini
kembalinya kepada apa yang terbetik di dalam hati”. Lihat kitab Madarij As Salikin, karya Ibnul Qayyim.
Sebagian orang terlalu PEDE dengan banyaknya amalan
dan terlalu merasa aman dari ancaman siksa atas dosa-dosanya. Yang benar
adalah tetaplah beramal dan berharap amalannya diterima dan takutlah sebuah
dosa dan berharap Allah Ta’ala mengampuninya.
قَالَ
ابْنُ عَوْنٍ رحمه الله: ” لَا تَثِقْ بِكَثْرَةِ الْعَمَلِ، فَإِنَّكَ لَا
تَدْرِي تُقْبَلُ مِنْكَ أَمْ لَا، وَلَا تَأْمَنْ ذُنُوبَكَ، فَإِنَّكَ لَا
تَدْرِي هَلْ كُفِّرَتْ عَنْكَ أَمْ لَا، إِنَّ عَمَلَكَ عَنْكَ مُغَيَّبٌ مَا
تَدْرِي مَا اللهُ صَانِعٌ فِيهِ، أَيَجْعَلُهُ فِي سِجِّينَ ، أَمْ يَجْعَلُهُ
فِي عِلِّيِّينَ “
“Ibnu
‘Aun rahimahullah berkata: “Jangan terlalu yakin dengan banyaknya
amal, karena sesungguhnya Anda tidak mengetahui, apakah amalan Anda diterima
atau tidak?, dan jangan pula terlalu merasa aman dengan dosa-dosa Anda, karena
sesungguhnya Anda tidak mengetahui, apakah diampuni dosa Anda atau tidak?,
sesungguhnya amalan Anda gaib dari Anda, Anda tidak mengetahui apa yang Allah
perbuat terhadap amalan Anda, apakah Allah jadikannya di dalam Sijjin (buku
catatan dosa)? Ataukah dijadikan-Nya di dalam ‘Illyyin (buku catatan amal
shalih)?”. Lihat Kitab Syu’ab
Al Iman, karya Al Baihaqi.
Pesan yang ingin disampaikan dalam tulisan in
adalah:
1.
Jangan sekali-kali meremehkan sebuah
dosa
2.
dosa kecil ditambah dosa kecil
ditambah dosa kecil lainnya dan seterusnya akan menjadi segunung dosa, bahkan
bisa menjadi dosa besar.
Ath-Tahbarani rahimahullah berkata:
أن
الإصرار على الصغائر حكمه حكم مرتكب الكبيرة الواحدة على المشهور.
“Sesungguhnya
selalu melakukan dosa-dosa kecil maka hukumnya adalah hukum pelaku sebuah dosa
besar, menurut pendapat yang terkenal (diantara para ulama)”. Lihat Kitab Al Mu’jam Al Awsath, karya Ath
Thabrani, no. 3759.
Bilal bin Sa’ad seorang tabi’ie rahimahullah berkata:
لا
تنظر إلى صغر المعصية وانظر إلى عظمة من عصيت
“Janganlah
kamu lihat kepada kecilnya sebuah maksiat akan tetapi lihatlah agungnya Yang
kamu maksiati”.
خلِّ
الذنوب صغيرها * وكبيرها ذاك التقى
Tinggalkanlah semua dosa kecilnya # Dan besarnya,
yang demikian itulah ketakwaan
واصنع
كماشٍ فوق * أرض الشوك يحذرُ ما يرى
Berbuatlah seperti seorang yang berjalan di atas #
Tanah yang penuh denga duri dan berhati-hati atas apa yang dia lihat.
لا
تحقرن صغيرةً * إن الجبال من الحصى
Janganlah sekali-kali kamu menghina sebuah dosa
kecil # Sesungguhnya gunung-gunung berasal dari bebatuan kecil.
Wallahu
a’lam
Oleh: Ahmad Zainuddin
Sumber: dakwahsunnah.com
0 comments:
Post a Comment