Pada suatu hari sekelompok orang sedang menikmati makan malam
diatap sebuah masjid kota Kairo. Mereka berbagi cerita, bercengkerama sambil
melepas lelah setelah seharian sibuk bekerja. Tiba-tiba seekor kucing
menghampiri mereka.
Seorang
laki-laki dari kelompok tersebut memberikan sepotong daging pada sang kucing.
Segera kucing itu menggigit dan membawanya pergi. Kemudian mereka kembali asyik
meneruskan makan sambil bersenda gurau.
Tak berapa
lama, kucing itu datang lagi. Laki-laki yang sama kembali memberikan potongan
daging kedua. Buru-buru kucing itu pergi sambil membawa daging dalam mulutnya.
Laki laki
tersebut berpikir, mungkin kucing tadi kembali karena merasa belum kenyang.
Tapi selang beberapa saat kucing itu kembali lagi meminta makanan. Laki-laki
itu jadi penasaran, maka setelah memberinya potongan daging diam-diam dia
mengikuti kemana kucing itu pergi.
Sang kucing
berhenti di sebuah tempat yang kumuh. Dia menjatuhkan makanan yang dibawanya ,
didepannya sudah menunggu seekor kucing lain. Dan ternyata kucing lain itu buta
kedua matanya!
Kucing buta
tersebut kemudian memakan daging yang dibawakan oleh temannya.
Bergetar hati
laki-laki yang mengikuti sang kucing pembawa daging. Seekor kucing yang bagi
manusia kelihatan tak berakal ternyata memiliki jiwa yang mulia. Dia peduli
pada nasib temannya si kucing buta. Bisa saja dia menghabiskan seluruh daging
yang dia bawa, tapi dia tidak melakukan itu. Dia justru memberikan makanan itu
untuk temannya si kucing buta yang tak bisa mencari makanan sendiri.
Sejak peristiwa
tersebut, kehidupan laki-laki tersebut berubah drastis. Dia tidak lagi
mementingkan kemewahan dan gemerlap dunia. Hari-harinya dihabiskan untuk
beribadah dan berbuat baik. Nama laki-laki yang mendapatkan teladan dari seekor
kucing itu adalah Ibnu Bashad. Beliau kemudian dikenal sebagai seorang sufi
hingga ajal menjemputnya pada tahun 1067.
0 comments:
Post a Comment